Hari pertama... Sabtu, 14 Juli 2018 Akhirnya tibalah waktu keberangkatan kami untuk memulai backpacker an. Rencananya perjalanan a...
Hari pertama... Sabtu, 14 Juli 2018
Akhirnya tibalah waktu keberangkatan kami untuk memulai backpackeran. Rencananya perjalanan akan dimulai dari Palembang menuju Jakarta via udara. Melalui adik sepupu yang bekerja di travel agent, saya memesan 2 tiket rute Palembang-Jakarta (Cengkareng).
"Lho, katanya mau backpacker? Koq malah pesan tiket pesawat?" tanya Pak Suami.
"Backpackernya ntar setelah tiba di Jakarta saja, Yah! Kita naik pesawat dulu untuk menghemat tenaga, hehe..." sahut saya menjelaskan pada Pak Suami alasan kenapa memilih naik pesawat.
Untungnya Pak Suami tidak banyak protes. Dia sepertinya menerima alasan saya. Jadwal keberangkatan penerbangan yang tertera di tiket adalah pukul 10.55 WIB. Kami diantar kakak ipar menuju bandara. Kebetulan hari itu beliau off alias sedang tidak masuk kantor.
Kami tiba di bandara pukul 09.15 WIB dan langsung masuk ke dalam untuk melapor di loket maskapai yang akan kami tumpangi. Banyak calon penumpang yang sudah berduyun-duyun antre. Sepertinya penumpang hari ini cukup ramai. Pas mulai antre, Pak Suami merogoh tas sandangnya mengeluarkan 2 tiket untuk ditunjukkan pada petugas di loket. Saya memperhatikan dari jauh kelihatannya dia sedikit panik. Hmm, ada apa ya? Sepertinya dia mencari sesuatu dari dalam tas sandangnya. Lalu tiba-tiba dia keluar antrean menghampiri saya.
"Aduh, kemana ya dompet saya? Koq tidak ada?" katanya cemas.
"Lho, Yayah? Memangnya ditarok di mana sih dompetnya?" saya mulai ikut cemas.
"Kayaknya tertinggal di kamar pas saya mau buang air kecil sewaktu masih di rumah!"
Aduh! Gawat dong? Saya melirik jam di tangan sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB. Bagaimana ini? Bisa ketinggalan pesawat dong? Bahkan tiket bisa hangus karena adik sepupu saya sudah membantu check in online.
Pak Suami lalu menelpon kakak ipar, berharap beliau masih berada di sekitar bandara. Untunglah pas ditelpon ternyata kakak ipar masih ada di ATM bandara.
"Tunggu di sini ya! Saya mau balik ke rumah ngambil dompet!" serunya sembari berbegas menghambur ke arah pintu keluar bandara.
Saya duduk di kursi yang ada di dalam lobby bandara sembari berdoa. Semoga Pak Suami kembali secepatnya dengan membawa dompet yang berisi KTP dan dokumen lainnya. Saya agak ketar-ketir mengingat jalanan di kota Palembang menuju bandara sedang macet-macetnya lantaran ada aktifitas pembangunan LRT.
Sebentar-sebentar saya melirik jam di tangan. Ya Allah, mudah-mudahan jalanan tidak macet dan Pak Suami segera kembali lagi ke bandara. Terbayang pikiran buruk, seandainya Pak Suami datang telat, hanguslah tiket kami!
Ternyata doa saya terkabul. Last minute, Pak Suami datang terengah-engah menghampiri saya. Alhamdulillah, ucap saya lega.
"Yuk kita segera naik," kata Pak Suami setelah melapor ke petugas di loket.
Aduh, hampir saja liburan ala backpacker ini berantakan gara-gara ketinggalan dompet.
Tiket ini hampir saja hangus gara-gara suami pulang ke rumah
mengambil dompetnya yang tertinggal.
Dompet itu berisi uang, KTP dan dokumen lainnya.
wah ikut deg-degan bacanya
BalasHapusHehe.. Deg2an juga ya Mba pas bac
HapusSaya juga sering banget hampir ketinggalan pesawat,tapi untungnya sih gak sampai ketinggalan.heheh :D
BalasHapusAlhamdulillah nggak jadi ketinggalan pesawat ya, Mbak. Semoga kejadian yang bikin deg-deg an ini tak terulang. Hehehe
BalasHapushuaaa ini asli bikin gempooorrr... pernah kya gini drr surabaya ke bdg. kopr sm oleh2 se dus ditenteng krn ga bs masuk bagasi lg.
BalasHapusAku sudah gak pernah lagi bawa seperti ini.
BalasHapusBeresiko, hehehe.
Kini, simpan kode booking di hp, jadi gaya hidup ;)
Baidewei, Aku juga ikut-ikutan deg-degan.
Kayak film horor aja, hahaha.
Untungnya happy ending ya, mba.
Alhamdullillah :*.