Siapa yang tak kenal dengan Sungai Musi? Sungai Musi begitu populer di seantero negeri ini lantaran di tengahnya berdiri bangunan kokoh na...
Siapa yang tak kenal dengan Sungai Musi? Sungai Musi begitu populer di seantero negeri ini lantaran di tengahnya berdiri bangunan kokoh nan megah. Bangunan itu adalah Jembatan Ampera. Sungai Musi membelah kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu kawasan seberang ulu dan kawasan seberang ilir. Pemerintah setempat tengah giat-giatnya mempopulerkan Palembang sebagai kota tujuan wisata nusantara. Daya tarik Sungai Musi dengan Jembatan Ampera serta latar belakang sejarahnya menjadi nilai jual bagi industri kepariwisataan kota ini.
Nah....karena ingin menikmati eksotika Sungai Musi dan wisata sejarah budaya di kota Palembang, aku meluangkan waktu menyusurinya melalui jalur darat alias naik kendaraan mobil bersama sahabatku, Idah.
Dimulai dari kawasan Plaza BKB (Benteng Kuto Besak). Dari tempat ini kita bisa melihat dengan jelas Jembatan Ampera yang berdiri kokoh. Bangunan ini dulu diresmikan oleh Presiden Soekarno sebagai pampasan perang dari pemerintah Jepang. Di Plaza BKB terdapat restoran River Side yang menyediakan kuliner khas Palembang. Di seberang resto terdapat bangunan kokoh Benteng Kuto Besak.
Pada sore hari tempat ini ramai dikunjungi masyarakat untuk bersantai. Dan ketika beranjak malam akan semakin ramai lagi. Beragam dagangan gerobak maupun tenda tersedia sebagai pelengkap kuliner di lokasi ini.
Beberapa puluh meter dari tempat ini berdiri bangunan Museum Balaputera Dewa. Setiap malam minggu sering dipentaskan atraksi seni budaya lokal yang dikenal dengan Dul Muluk. Di seberang Plaza BKB ada juga tempat bersejarah, namanya Kampung Kapitan. Di Kampung Kapiten terdapat tiga buah rumah yang merupakan peninggalan dari saudagar Cina.
RESTO RIVER SIDE
MUSEUM SMB-II
KAMPUNG KAPITEN
Setelah puas berlama-lama di Plaza BKB, aku dan sahabatku beranjak menuju seberang ulu. Untuk ke seberang ulu kami menyeberangi Sungai Musi melalui Jembatan Ampera. Banyak juga sih orang yang mengambil foto-foto dengan latar belakang Jembatan Ampera. Ini pasti warga dari luar kota yang tak mau kehilangan momen berfoto di ikonnya kota Palembang. Dari atas Jembatan Ampera kita dapat melihat bangunan Pasar 16 Ilir, sebagai pusat perdagangan. Kini Pasar 16 Ilir sudah dipugar namun masih ada beberapa bangunan asli yang dipertahankan karena mengandung nilai seni budaya yang tinggi. Dari atas Jembatan Ampera pula kita bisa melihat pabrik PUSRI, penghasil pupuk terkenal di negeri ini. Dan terlihat pula di kejauhan kilang-kilang minyak milik Pertamina di Sungai Gerong.
Sampai di seberang ulu, mobil kami berbelok ke kiri ke arah Plaju. Di persimpangan jalan Naga Swidak mobil berbelok arah ke sebelah kiri memasuki Jalan KH.AAzhari. Masih dari dalam mobil, kami menyusuri jalan tersebut yang tepat berada di tepian Sungai Musi. Di sini tepatnya di kampung 14 Ulu terdapat Kampung Arab, sebuah kampung yang berlatar belakang sejarah. Di kampung ini masih banyak rumah-rumah asli yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Dari seberang kampung 14 ulu kita bisa melihat bangunan masjid Lawang Kidul dari kejauhan. Masjid Lawang Kidul ini dibangun oleh Kiayi Muara Ogan (nama aslinya adalah Mgs. H. Abdul Hamid). Selain membangun Masjid Lawang Kidul beliau juga membangun Masjid Kimerogan di daerah 1 ulu. Perjalanan menyusuri Sungai Musi berlanjut sampai di kawasan Bagus Kuning.
Dari kawasan Bagus Kuning kita bisa menyaksikan Pulau Kemaro di seberang sungai. Bangunan pagoda yang didominasi warna merah khas Cina terlihat cukup jelas. Ada kapal motor yang disewakan bila kita ingin menyeberang ke Pulau Kemaro. Tetapi kalau kita ingin jarak yang lebih dekat menyeberang ke Pulau Kemaro sebaiknya dari pabrik ban di Sungai Selincah. Tak sampai 10 menit sudah sampai di Pulau Kemaro. Kisah cinta antara Siti Fatimah (putri raja Sriwijaya) dengan saudagar Cina bernama Tan Bun Ann menjadi begitu melegenda dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Di Pulau Kemaro terdapat pohon cinta. Konon pohon tersebut menjadi saksi kisah cinta dua insan berbeda latar belakang tersebut.
Dari seberang kampung 14 ulu kita bisa melihat bangunan masjid Lawang Kidul dari kejauhan. Masjid Lawang Kidul ini dibangun oleh Kiayi Muara Ogan (nama aslinya adalah Mgs. H. Abdul Hamid). Selain membangun Masjid Lawang Kidul beliau juga membangun Masjid Kimerogan di daerah 1 ulu. Perjalanan menyusuri Sungai Musi berlanjut sampai di kawasan Bagus Kuning.
MASJID LAWANG KIDUL
Dari kawasan Bagus Kuning kita bisa menyaksikan Pulau Kemaro di seberang sungai. Bangunan pagoda yang didominasi warna merah khas Cina terlihat cukup jelas. Ada kapal motor yang disewakan bila kita ingin menyeberang ke Pulau Kemaro. Tetapi kalau kita ingin jarak yang lebih dekat menyeberang ke Pulau Kemaro sebaiknya dari pabrik ban di Sungai Selincah. Tak sampai 10 menit sudah sampai di Pulau Kemaro. Kisah cinta antara Siti Fatimah (putri raja Sriwijaya) dengan saudagar Cina bernama Tan Bun Ann menjadi begitu melegenda dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Di Pulau Kemaro terdapat pohon cinta. Konon pohon tersebut menjadi saksi kisah cinta dua insan berbeda latar belakang tersebut.
Puas memandangi Pulau Kemaro dari kawasan Bagus Kuning, mobil kembali berbalik arah. Kali ini menuju ke arah Kertapati. Kami menyusuri Jalan Fakih Usman yang berada di tepian Sungai Musi. Untuk sampai ke Masjid Kimerogan harus melalui Jembatan Ogan.
Setelah puas mengitari pesisir Sungai Musi, kami kembali lagi ke Plaza BKB. Kami singgah di sebuah resto cepat saji untuk menyantap makanan pengisi perut. Maklumlah, setelah keliling-keling dengan si cantik Toyota Agya, rasa lapar pun terbit. Ughh...untung kami jalan-jalang menggunakan Toyota Agya, sangat pas untuk kondisi Kota Palembang yang mulai padat dan macet. Di mana-mana macat, sudah hampir menyamai kondisi ibukota Jakarta kayaknya. Terutama pada jam-jam sibuk, sering terjadi kemacetan di jalan raya.
Nah...kelebihannya menggunakan Toyota Agya sebagai sarana transportasi, selain tampilannya yang modis khas cewek, bentuknya yang rampingpun bisa leluasa menembus kemacetan di jalan raya. Ohh...pantas saja sahabatku Idah memilih mobil ini sebagai kendaraan pribadinya. Sangat cocok dan pas sesuai kebutuhan personalnya. Makasih ya Idah....sudah mengajakku jalan-jalan menyusuri tepian Sungai Musi...
Bersama si cantik Agya milik Idah,
sayangnya Idah gak mau diajak foto...beda sama aku yang selalu narsis..
malu kali narsis sama mamahnya, hehe
BalasHapusHehe..mksh mbak sdh berkunjung kemari..
Hapusjembatan musi kayaknya destinasi wajib kalu ke sumsel :)
BalasHapusBetul Mbak...kalo ke Palembang mrk pasti singgah di Jembatan Ampera..dan foto2 di sana..
HapusUdah pernah ke Palembang tapi singgah semalam saja, belum puas
BalasHapusAyo Mbak Lusi...kapan mau ke Paalembang lagi? Kita copy darat..
HapusOya, site infonya alexa itu tulisan "yoursite.com" di code widgetnya dihapus saja, diganti dg "www.rita-asmara.com".
BalasHapusOhh gitu ya? Mksh infonya ya... selama ini kalo mau cek alexa kudu masuk dulu ke site info trus ngetik manual alamat blognya...ribet dan butuh wkt..
HapusJarang pulang ke Palembang, kalau pun pulamg, sibuk dengan silahturahim di waktu yg sempit. Jadi belum pernah euy datangi banyak tempat di atas.
BalasHapusOhh..mbak Donna asli Palembangkah? Lebaran mudik gak nih? Kita bisa ketemuan...
Hapus:
HapusMksh..
Hapuswah, jalan seharian nih keliling Palembang ya mak...seru..kalau bukan sengaja meluangkan waktu, gak akan kecicip tempat wisatanya ya, hehehe
BalasHapusHehe.. Iya Mbak..menyusuri Sungai Musi via darat...
Hapusbaca postingan ini jdi makin pengen ke palembang nih mak rita ^_^
BalasHapusayo nih Mbak Aira...kapan mau ke Palemvang? Aku tunggu ya...
HapusBelum pernah kepalembang mba.... Nanti ajak aku jalan2 ya kalau kesana
BalasHapussip..sip.. ntar kalo ke Palembang aku ajak jalan2 keliling Palembang ya Mbak...
HapusPengen pempeknya mana mba?. eh #gagalfokus
BalasHapusAku belum pernah kesini neh, kapan ya. Aku kalau ke palembang pengen puas-puasin makan pempek.
Ayoo..mbak Lis..kapan berlibur ke Palembang..makan pempek sepuasan..
Hapusaaaah....salah satu tempat favorit kami...ada keluarga juga di sini dan banyak tempat yang bisa dikunjungi. Plus pempeknya ituuuu lhooo...menggoda bangeeet :)..
BalasHapusOhh ya..? Mbak Indah punya keluarga di Palembang? Kapan Mbak mau ke sini...ntar kita jalan2...trus diakhiri makan pempek di tempat yang enak...hehe..
HapusKapan ya aku bisa menginjak tanah sumatera, ingin sekali ke sana, di Palembang ada teman yang bersedia menampung, tinggal mikir ongkosnya kesana hehe
BalasHapushehe...ayo Mba Evrina..nabung dikit2 biar bisa ke Palembang..kita jalan2 muter2 kota Palembang..
Hapusjembatan musi kayaknya destinasi wajib kalu ke sumsel :)
BalasHapusBetul sekali Mba.
HapusMksh atensinya ya.
baca postingan ini jdi makin pengen ke palembang nih mak rita ^_^
BalasHapusYukk Mba Vani..kapan nih ke Palembang?
Hapuspengin kesitu tapi belum diberi kesempatan sama allah buat kesitu.
BalasHapusaminn..insyaAllah ya bisamampir ke situ..
Hapus