Suatu hari, pada akhir tahun 2002 yang lalu, di Kota Malang.. Aku berniat mengunjungi SARINAH, sebuah mal yang cukup terkenal di Kota Mala...
Suatu hari, pada akhir tahun 2002 yang lalu, di Kota Malang..
Aku berniat mengunjungi SARINAH, sebuah mal yang cukup terkenal di Kota Malang. Aku ditemani sang adik 'Reny' yang saat itu mengikuti suaminya tugas belajar di Brawijaya. Kami memanggil seorang abang becak untuk mengantarkan ke tujuan. Sebetulnya sih bisa naik taksi, baik yang pakai argo atau sistem tawar-menawar. Tapi kami memilih naik becak karena lebih nyantai dan bisa melihat-lihat pemandangan kota Malang.
Aku dan Reny memanggil seorang abang becak, yang mangkal tak jauh dari tempat tinggal kami.
"Bang, tolong antarkan ke SARINAH ya.."
Seorang abang becak datang menghampiri. Setelah terjadi kesepakatan harga Rp 7000, kami menaiki becak itu. Jadilah kami berkeliling-keliling menikmati pemandangan kota Malang yang asri.
Akhirnya, kami pun tiba di tempat tujuan. Begitu turun dari becak, adikku Reny membayar sejumlah Rp 7000 kepada si abang. Tapi apa yang terjadi berikutnya? Si abang becak ogah menerima uang yang diberikan Reny. Usut punya usut ternyata si abang minta tambah lagi uangnya. Lho koq begitu, kan tadi sudah terjadi kesepakatan harga Rp 7000 diantar sampai tujuan.
"Bang, kan tadi ongkosnya Rp 7000 antar ke tempat tujuan! Koq minta tambah lagi? Bagaimana sih Bang?!" ujar Reny dengan suara agak meninggi.
Mau tahu apa jawaban si abang becak? Dengan entengnya dia berkata, "Rp 7000 ribu itu kalau satu orang, Mbak. Ini kan yang naik dua orang, jadi bayarnya ya Rp 14.000!"
Hughh..!! Dasar si abang mata duitan! Tahu saja dia kalau kami orang baru bukan penduduk setempat, yang notabene bisa dikelabui. Karena tidak mau ribut sama si abang, akhirnya Reny terpaksa nambah lagi ongkosnya menjadi Rp 14.000..!!!
Aku berniat mengunjungi SARINAH, sebuah mal yang cukup terkenal di Kota Malang. Aku ditemani sang adik 'Reny' yang saat itu mengikuti suaminya tugas belajar di Brawijaya. Kami memanggil seorang abang becak untuk mengantarkan ke tujuan. Sebetulnya sih bisa naik taksi, baik yang pakai argo atau sistem tawar-menawar. Tapi kami memilih naik becak karena lebih nyantai dan bisa melihat-lihat pemandangan kota Malang.
Aku dan Reny memanggil seorang abang becak, yang mangkal tak jauh dari tempat tinggal kami.
"Bang, tolong antarkan ke SARINAH ya.."
Seorang abang becak datang menghampiri. Setelah terjadi kesepakatan harga Rp 7000, kami menaiki becak itu. Jadilah kami berkeliling-keliling menikmati pemandangan kota Malang yang asri.
Akhirnya, kami pun tiba di tempat tujuan. Begitu turun dari becak, adikku Reny membayar sejumlah Rp 7000 kepada si abang. Tapi apa yang terjadi berikutnya? Si abang becak ogah menerima uang yang diberikan Reny. Usut punya usut ternyata si abang minta tambah lagi uangnya. Lho koq begitu, kan tadi sudah terjadi kesepakatan harga Rp 7000 diantar sampai tujuan.
"Bang, kan tadi ongkosnya Rp 7000 antar ke tempat tujuan! Koq minta tambah lagi? Bagaimana sih Bang?!" ujar Reny dengan suara agak meninggi.
Mau tahu apa jawaban si abang becak? Dengan entengnya dia berkata, "Rp 7000 ribu itu kalau satu orang, Mbak. Ini kan yang naik dua orang, jadi bayarnya ya Rp 14.000!"
Hughh..!! Dasar si abang mata duitan! Tahu saja dia kalau kami orang baru bukan penduduk setempat, yang notabene bisa dikelabui. Karena tidak mau ribut sama si abang, akhirnya Reny terpaksa nambah lagi ongkosnya menjadi Rp 14.000..!!!
wah, matre amat tuh abang becak. buseet. dah...masa diitung per orang.
BalasHapusHuahahaa.. bilang saja gini.. : Bang, anterin saya balik ke tempat semula bang.. Saya nggak jadi naik becaknya abang aja!.
BalasHapusAku pernah dikasih tahu, kalau ke daerah asing dan naik becak bareng teman, jangan banyak ngomong sepanjang perjalanan. Soalnya nanti ketahuan waktu ngomong, dari logatnya, kalau kita bukan penduduk setempat. Akibatnya nanti mereka melonjakkan harga.
BalasHapuswhahahahhah . ..
BalasHapusaku juga pernah di gituin dulu pas naek beca di jogja mau ke malioboro
asalnya 5000 jadi 10000 krna yg naeknya brdua sama temen saya . .
:D
( maaf jadi curhat )
salam kenal yah
biarin bae mbak, si tukang becak hidupnya kan terus sengsara nerima duit gak barokah spt itu :)
BalasHapusharusnya 14 ribu tuh dibagi 3. tukang becaknya ikut naik kan..?
BalasHapussalam kenal ya..
:) aku hanya bisa mesam-mesem baca cerita ini sis....
BalasHapushaha laen kali harus lebih jelas lagi kesepakatannya :)
BalasHapuskalo si abang becak kaya gitu caranya cepet kaya donk...! kunjungan nich dari petani jabon
BalasHapusJadi dapet pengalaman baru ya kak...
BalasHapusNext time musti jelas2 deh deal nya :D
jiaaaaaaaaaaahhh...
BalasHapusaku dulu pernah dikerjai tukang becak kek gitu juga di Solo
sebel
kalo bawa tas belanjaan gede, sruh nambah 7000 lagih ya? hayyah kepiye si abang becak nih.???
BalasHapusEh.., nama adiknya sama dengan namaku mbak.. :)
BalasHapusItu sih benar2 tertipu namanya...
BalasHapusSemoga lain kali tak ada kejadian seperti itu lagi mbak.
ckk..ckkk...:)) ada aja tu tkg.becak. Lain kali klo ke Sbaya ato malang hrs belagak jdi org Jawa dg sapaan "kon". Piro kon... :)
BalasHapusSalam sobat, skalian izin follow :)
dasar tu abang becak, pengen dijitak kaleee!! *hehehe, puasa2 ko esmosi dirikyu*
BalasHapus