Minggu lalu aku ke pasar tradisional, belanja sayur-mayur dan kebutuhan dapur. Setelah semua belanjaan aku dapatkan, aku mampir ke je...
Minggu lalu aku ke pasar tradisional, belanja sayur-mayur dan kebutuhan dapur. Setelah semua belanjaan aku dapatkan, aku mampir ke jejeran pedagang buah. Ada banyak pedagang buah di pasar ini, yang menjajakan beragam jenis buah. Aku menghampiri seorang pedagang, bermaksud membeli buah jeruk. Setelah sepakat dengan harganya, 2 kg jeruk yang aku inginkan diwadahi dalam bungkusan plastik.
Setiba di rumah, aku memeriksa kembali barang belanjaan sembari memilah-milahnya dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam kulkas. Begitu aku membuka bungkusan buah jeruk, ada yang mengganggu perasaanku.
"Koq buahnya cuma segini ya? Kalau beli di supermarket dengan timbangan yang sama buah jeruk yang aku dapatkan lebih banyak jumlahnya?" aku menduga-duga. Aku berfikir pedagang itu curang memainkan timbangannya.
Bukannya aku seuzon dengan pedagang itu, kenyataannya memang beda beli buah jeruk di supermarket dengan di pasar tradisional. Kalau di supermarket kecil kemungkinan untuk mengurangi timbangan. Soalnya supermarket kan jaga nama dan jaga image. Apalagi supermarket terkenal rugi dong kalau berulah? Pastilah pembeli ogah datang lagi belanja di situ.
Pedagang itu telah mengurangi takaran untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Dia lupa bahwa Allah SWT membenci pedagang yang curang.
Pedagang itu telah mengurangi takaran untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Dia lupa bahwa Allah SWT membenci pedagang yang curang.
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu), orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam."
(QS. Al-Muthaffifin/83:16)
Sebel ya kalo ada pedagang curang kaya gitu.. Didoakan saja supaya dia nggak mengulanginya sama orang lain ya Mak :)
BalasHapusemang lebih terjamin di supermarket ya mak ^^ tp ya itu harganya lebih mahal biasanya, hehe..
BalasHapus@pritha khalida: betul Mak..sebel banget.. Klu kita jd pedagang mdh2n jgn spt itu ya Mak.. :)
BalasHapusada banyak pedagang di pasar tradisional yang mengaitkan sebangsa pemberat dalam timbangan mereka. Tidak semuanya tentu saja, masih banyak pedagang yang jujur. Semua akan kembali pada yang bersangkutan. Tapi memang, kita suka sebel sama pedagang kayak gitu, maunya untung sendiri. Kadang saya suka nanya, sekedar melepas rasa ingin tahu ... yaaah, ada yang kemudian menambah sekedarnya, tapi akhirnya pembeli yang sering rugi. Semoga mereka insaf deh
BalasHapusYang aku tahu, memang ada pedagang yang main curang di timbangannya mbak. Padahal kalau mereka curang spt itu, pembeli kan ogah balik lagi ke mereka.
BalasHapus@rumah jurnalku: di supermarket memang mahal Mak..hehe..:)
BalasHapus@ani rostiani: semoga pedagang yg suka curang itu insyaf ya Mbak..
BalasHapus@catatan kecilku: sebetulnya klu pedagang itu jujur pasti pelangganya banyak.. Tapi karna dia curang pasti tuh pada lari langganannya Mbak...:)
BalasHapus