Sore itu adikku "Fery" berkata dengan mimik sedih, 'Kak, menurut dokter usiaku bisa bertahan 5 tahun lagi kalau aku me...
Sore itu adikku "Fery" berkata dengan mimik sedih, 'Kak, menurut dokter usiaku bisa bertahan 5 tahun lagi kalau aku menolak kemoterapi."
Adikku itu tumbuh benjolan sebesar kelereng di leher kirinya. Setelah diperiksa dokter ternyata hasilnya menyatakan dia kanker nasofaring stadium dua. Kemoterapi dianjurkan sebagai rangkaian pengobatan yang harus dijalani. Karena adikku menolak sang dokter itu pun menyatakan bahwa usianya tak kan bertahan lama.
"Astagfirullahaladzim.... Hanya Allah yang bisa menentukan usia manusia. Kamu tetap semangat ya, Dik! Abaikan perkataan dokter itu. Kamu harus tetap semangat berobat ya!" aku memberi semangat pada adikku.
Dua setengah tahun telah berlalu... Aku kembali terngiang percakapan dengan adikku saat itu. "Lima tahun lagi dia bisa menghirup udara ini." Ya Allah, benarkah demikian? Berarti sisa hidupnya tinggal dua setengah tahun lagi kah?
Tidak! Sebagai muslim aku tetap berkeyakinan pada ketentuan Allah SWT. Termasuk soal kematian. Usia manusia tak bisa ditakar oleh datangnya suatu penyakit, sekali pun penyakit itu kanker ganas. Allah hanya menisyaratkan agar manusia itu berusaha mencari upaya penyembuhan suatu penyakit.
Sore itu aku menjenguk adikku yang tergolek lemah di RS. "Sabar ya Dik, jangan putus asa. Berzikir dan memohonlah pada Allah untuk kesembuhanmu. InsyaAllah dengan izinNya penyakit yang menyerangmu akan diangkatNya dari dalam tubuhmu..." aku memberi support pada adikku.
"Terimakasih, Kak...," adikku menjawab lirih hampir tak terdengar. Tumor yang tumbuh dalam rongga hidung dan tenggorokannya membuat adiku tak bisa bernafas dan bersuara.
Support yang kutularkan pada adikku rasanya tak berlebihan. Aku teringat bacaan surat Yasin yang sering kulantunkan sehabis shalat, "Inama amruhu idza arada sya'ian an yaqula lahu kun fayakun." {sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadaNya: "Jadilah" maka terjadilah ia.} QS.Yasin:82.
Sore itu aku menjenguk adikku yang tergolek lemah di RS. "Sabar ya Dik, jangan putus asa. Berzikir dan memohonlah pada Allah untuk kesembuhanmu. InsyaAllah dengan izinNya penyakit yang menyerangmu akan diangkatNya dari dalam tubuhmu..." aku memberi support pada adikku.
"Terimakasih, Kak...," adikku menjawab lirih hampir tak terdengar. Tumor yang tumbuh dalam rongga hidung dan tenggorokannya membuat adiku tak bisa bernafas dan bersuara.
Support yang kutularkan pada adikku rasanya tak berlebihan. Aku teringat bacaan surat Yasin yang sering kulantunkan sehabis shalat, "Inama amruhu idza arada sya'ian an yaqula lahu kun fayakun." {sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadaNya: "Jadilah" maka terjadilah ia.} QS.Yasin:82.
Ya Allah.... semoga masih ada harapan pada adikku untuk menghirup udara ini...
Bagi Allah,tidak ada yg tidak mungkin...dokter bukan pemilik hidup,semoga adiknya sehat selalu aminnn...
BalasHapus@hanna hm zwan: mksh Mbak atas doanya buat adikku...
BalasHapus