Satu lagi nih, tulisan lawasku yang pernah dimuat dalam rubrik KITA (Kisah Cinta-Kisah Cinta). Cerita ini berseting kisah remaja tahun ...
Satu lagi nih, tulisan lawasku yang pernah dimuat dalam rubrik KITA (Kisah Cinta-Kisah Cinta). Cerita ini berseting kisah remaja tahun 1980-an. Kira-kira base on true story-lah, haha... Memang benar ya pendapat yang mengatakan bahwa ketika sedang kasmaran selalu saja banyak ide untuk ditulis..,(naluri sang cerpenis). Ini adalah tulisanku yang kedua dimuat di ANITA. Tulisan pertama bisa dibaca di SINI. Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti tulisan di bawah ini...
GARA-GARA RUJAKAN
Kalau ingat awal perkenalanku dengan Yudi, pacarku kini, rada geli juga. Soalnya nggak nyangka sama sekali kalo akhirnya kami pacaran. Ceritanya berawal dari kenekatan Yanti, salah seorang sohibku, untuk nguber Herman, cowok yang sedang ditaksirnya. Supaya bisa lebih dekat dengan cowok itu, Yanti mengundang Herman beserta CS-nya bikin acara rujakan. Aku yang ikut hadir, mendapat kesempatan untuk mengengal keempat konconya Herman itu. Aku ingat, waktu itu aku sebel banget sama cowok yang namanya Yudi. Habis doi jahil sekali, sih! Membuatku tengsin berat. Anehnya, melihatku hampir nangis, doi bukannya nyesel, eh...malah senang! Ketawa-ketiwi lagi. Ihh..pokoknya gondok banget, deh!
Setelah acara itu sebenarnya aku udah nggak mikirin lagi cowok jahil itu. Sampai pada suatu hari, aku dikejutkan dengan datangnya sepucuk surat. Aku nggak tahu siapa pengirimnya, habis cuma tertulis dari "ME". Setelah kubaca, kayaknya dari salah seorang cowok yang hadir di acara rujukan dulu. Isinya mengajak bersahabat dan menanyakan, kenapa waktu itu aku malu-malu padanya?
Aku mikir ekstra keras, siapa gerangan pengirim surat itu? Pada kesempatan lain, saat kami bertemu lagi, aku tanya mereka satu persatu. Tapi nggak ada satupun yang mengaku. Walaupun begitu, firasatku mengatakan Yudi-lah yang mengirim surat misterius itu. Maka, akupun nekat ngebales suratnya. Ternyata, dugaanku benar, Yudi-lah yang mengirimnya! Akhirnya, kami semakin akrab dan sering surat-suratan. Sampai kira-kira tiga bulan berikutnya, di dalam suratnya dia mengutarakan isi hatinya. Amboi... berbunga-bunga rasanya hatiku saat itu. Akhirnya, kami resmi pacaran. Sampai sekarang, eh ada yang keki lho, melihat kebahagiaan kami. Siapa lagi kalau bukan Yanti! Dia keki karena cowok yang diubernya nggak dapet, eh...malah aku yang dapet jodoh. Kali, aku memang lagi hoki ya? Eh, pembaca, jangan ikut sirik juga ya!
Pengirim: Ning - Palembang (nama samaran)
Cerita di atas dimuat dalam Majalah Anita No. 33
Tahun ke-18 periode 11-21 Desember 1997
Cieeee...nostalgia sma nih yuk.... :)
BalasHapushaha...iyo nian Nan.. pas lagi beres2 rumah, eh..nemu ANITA ini..ternyata ado tulisanku..hihi..true story..
HapusWah penulis lama ya
BalasHapusLanjutkan Jeng menulis untuk media
Saya juga pernah dapat honor 25 ribu dari majalah Gadis tahun 1976an di rubrik 'Idih Malu"
Salam hangat dari Jombang
Makasih supportnya Pakde.. Pantesan Pakde piawai menulis buku ternyata dari dulu bakatnya sudah berkembang ya..
Hapusowalah mbak Rita yang piawai ngeblog ini juga seorang penulis cerpen handal tho...kerennyoo :)
BalasHapushaha..tulisan jadul lho Mbak Tanty..kerika msh remaja..hehe..
HapusTulisan yang ciamik, khas anak muda 1990-an. Semoga tetap produktif menulis sampai sekarang.
BalasHapusMakasih atas atensinya ya..
Hapusiiih kereen mba...masih ingeeet lho aku dengan majalah anita :)
BalasHapusHaha..kayaknya para remaja dulu itu suka ANITA semua ya..
Hapusanitaaaa...aku sukaaa dulu...ceritanya banyak xD
BalasHapussayang sekarang nggak ada lagi
iya Mbak...sayang sekali ANITA gak terbit lagi sekarang ini ya? Padahal ANITA sbg wadah bagi para pengarang muda berkarya lho..
Hapus