Bagi yang pernah berkunjung ke Malaysia tentunya sudah familiar dong dengan kawasan Bukit Bintang? Ya... Bukit Bintang adalah suatu tempat...
Bagi yang pernah berkunjung ke Malaysia tentunya sudah familiar dong dengan kawasan Bukit Bintang? Ya... Bukit Bintang adalah suatu tempat yang cukup populer bagi wisatawan. Kawasan ini merupakan pusat perniagaan yang terletak di Jalan Alor.
Kebetulan pada akhir Februari 2015 yang lalu aku bersama teman-teman punya kesempatan jalan-jalan ke Malaysia. Tentu dong pastinya mampir pula di Bukit Bintang. Kami mencari hotel tempat menginap di Bukit Bintang. Setelah mendapatkan hotel dan nitip koper, kami segera kabur lagi. Maksudnya agar kami bisa memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Jadinya ya kayak gitu deh, begitu nyampe hotel, nitip koper lalu segera kabur menikmati jalan kaki di seputaran kawasan Jalan Alor.
Saat kami tiba di hotel sudah beranjak malam. Ternyata di sepanjang Jalan Alor itu kalau petang menjelang malam ramai sekali. Banyak tenda makanan yang menjual berbagai kuliner. Yang paling banyak sih kelihatannya adalah kuliner seafood. Seorang teman yang saat itu berada bersama kami merekomendasikan sebuah tempat yang menjual makanan halal.
"Jangan pada ngiler dulu ya melihat tenda-tenda makanan itu. Tidak semua yang dijajakan mereka bisa kita makan lho... Kalo mau yang halal ada di sana tuh...," temanku itu menunjuk ke arah sebuah tenda. Letaknya tak jauh dari hotel tempat kami menginap.
"Kalau sudah laper dan mau makan sebaiknya di tenda yang itu saja," sambungnya.
Karena semuanya pada asyik menikmati suasana di Jalan Alor kawasan Bukit Bintang, sudah tidak terasa lagi rasa lapar. Rasa lapar itu tergantikan dengan pesona kawasan Jalan Alor yang kami lewati. Maklumlah, ini adalah pengalaman pertama ke Malaysia. Jadinya setiap detik itu sangat berharga. Buat apa jauh-jauh dari Indonesia cuma mau nyari makan doang. Yang penting itu kan travelling-nya itu lho, hehe..
Saat kami ke Malaysia bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Nah, di sepanjang Jalan Alor itu meriah sekali lantaran di sana sini dipasang lampion cantik. Lampion-lampion itu bentuknya beraneka ragam terpasang berjejer menghiasi kawasan Jalan Alor. Tak mau ketinggalan setiap momen selama perjalanan, aku segera mengambil kamera. Jepret sana jepret sini. Dan lampion-lampion cantik itupun sudah kuabadikan dalam beberapa kali jepretan lensa.
Berbicara tentang lampion erat kaitannya dengan budaya Tionghoa. Budaya lampion erat kaitannya dengan perayaan Imlek atau tahun baru Cina. Kita akan temukan begitu banyak ragam lampion yang dipasang di sudut-sudut jalan, kelenteng bahkan di rumah-rumah penduduk etnis Tionghoa. Bagi masyarakat Tionghoa, memasang lampion tak hanya sekedar hiasan lho. Namun syarat makna dan secara filosofis ada artinya. Menurut ceritanya, budaya memasang lampion saat perayaan Imlek adalah sebagai lambang pengharapan untuk mendapatkan kebahagiaan. Cahaya yang berpendar dari lampion diyakini sebagai perlambang keberuntungan dan rejeki di tahun baru itu. Selain itu, menurut legenda masyarakat Tionghoa bahwa lampion itu juga sebagai perlambang untuk mengusir kekuatan jahat. Sehingga diharapkan pada tahun baru tersebut semua masyarakat mendapatkan peruntungan, kebahagiaan dan rejeki yang berlimpah.
Hmmm...pantas saja ya saat mengitari kawasan Jalan Alor kawasan Bukit Bintang suasananya meriah sekali. Banyak lampion bergelantungan, menambah eksotik suasana di sana ketika petang berganti malam. Pendar cahaya lampion merah semakin memberi kesan eksotis. Semakin membuatku takjub akan kemeriahan lampion merah di sana....
Berbicara tentang lampion erat kaitannya dengan budaya Tionghoa. Budaya lampion erat kaitannya dengan perayaan Imlek atau tahun baru Cina. Kita akan temukan begitu banyak ragam lampion yang dipasang di sudut-sudut jalan, kelenteng bahkan di rumah-rumah penduduk etnis Tionghoa. Bagi masyarakat Tionghoa, memasang lampion tak hanya sekedar hiasan lho. Namun syarat makna dan secara filosofis ada artinya. Menurut ceritanya, budaya memasang lampion saat perayaan Imlek adalah sebagai lambang pengharapan untuk mendapatkan kebahagiaan. Cahaya yang berpendar dari lampion diyakini sebagai perlambang keberuntungan dan rejeki di tahun baru itu. Selain itu, menurut legenda masyarakat Tionghoa bahwa lampion itu juga sebagai perlambang untuk mengusir kekuatan jahat. Sehingga diharapkan pada tahun baru tersebut semua masyarakat mendapatkan peruntungan, kebahagiaan dan rejeki yang berlimpah.
Hmmm...pantas saja ya saat mengitari kawasan Jalan Alor kawasan Bukit Bintang suasananya meriah sekali. Banyak lampion bergelantungan, menambah eksotik suasana di sana ketika petang berganti malam. Pendar cahaya lampion merah semakin memberi kesan eksotis. Semakin membuatku takjub akan kemeriahan lampion merah di sana....
Kami menginap di tempat ini, di depannya sudah berjejer meja-meja yang
disediakan oleh penjaja makanan di sepanjang Jalan Alor
Salah satu sudut di kawasan Jalan Alor, meriah dengan lampion yang
bergelantungan di sepanjang jalan
semarak natal dan tahun baru semakin meriah dengan kerlap-kerliplampion merah di sepanjang jalan...tetap merana jika sedang jomblo mah...ah
BalasHapusHaha..bisa aja bang Cilembu.. Makanya gih sana cari pasangan biar gak jomblo..hehe.. Btw, mksh atas kunjungannya ya..
BalasHapusAhhh jadi kepingin ke sini juga. Di sini gak pernah ada pesta gituan. -,-
BalasHapusYukk Mba.. ntar kesampean keinginannya ke sana..
HapusNgiri...ngiri...ngiri bingitz deh bunda udah jalan-jalan ke LN....
BalasHapusAyoo Mur...kapan nih jalan2 bareng ke KL kan lumayan murah naik pesawat dari PLG.. Ayoo nabung dulu Mur.
HapusIya lo, waktu pertama ke Bukit Bintang kaget aja makanan non halal dimana-mana. Kirain Msia lebih ketat, ternyata nggak.
BalasHapusIya ..waktu kesana aku agak kaget koq mesti hati2 ntar salah tempat singgah di tenda yg kulinernya gak halal kan berabe..
Hapusmerah warna kesukaan saya hihihi
BalasHapusDulu aku gak suka warna merah..ttp sekarang menjadi warna favoritku juga..
Hapusmelihat lampion begelantungan sebanyak itu, pasti pemandangan yg sensional. Apalagi saya belum pernah lihat jajaran lampion secara langsung, bisa-bisa kayak wong ndeso kali ya
BalasHapusMungkin karena kita jarang melihat lampion2 yang semeriah itu jadinya kayak ndeso ya Mba..hehe..
Hapuslebih bagusn lagi kalau malam hari mungkin ya mbak lihat lampionnya
BalasHapusIya Mba..kalo malam lampionnya menyala kesannya romantic...
Hapusmasih dimalang saja mah saya jalan jalannya
BalasHapusBikin list Mba kemana taja tempat yg akan kamu singgahi, insya Allah terealisasi koq..
Hapusmerahnya cakep...buat semarak ya. saya suka dengan lampion kertas yang warna-warni juga :)
BalasHapusBener Mba.. Lampion merahnya cantik..
Hapusseru yaa ada semarak lampion menghiasi sudut2 kota,sekilas mirip festival Cina town :)
BalasHapusiya Mba semarak bener... kayak ada festifal Cina Town..
Hapus