Setelah puas berkeliling di Benteng Marlborough, kami bergegas masuk ke dalam mobil masing-masing. Perjalanan selanjutnya adalah me...
Setelah puas berkeliling di Benteng Marlborough, kami bergegas masuk ke dalam mobil masing-masing. Perjalanan selanjutnya adalah menuju Rumah Pengasingan Soekarno di Bengkulu. Mendengar nama Soekarno pastinya sudah tidak asing lagi ya? Beliau adalah tokoh proklamator dan presiden RI yang pertama.
Cerita sebelumnya dapat dibaca di SINI
Menurut informasi yang kubaca, Rumah Pengasingan Soekarno adalah tempat yang pernah didiami beliau selama menjalani sebagai tahanan politik di Bengkulu. Letaknya di kelurahan Anggut Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu. Ini adalah kunjunganku yang kedua ke tempat ini. Setelah kunjungan sebelumnya pada bulan April 2015. Saat itu semua foto-foto yang kuabadikan di tempat ini terhapus semua saat aku mengeditnya di kamera. Untunglah aku bisa datang lagi ke sini. Kesempatan kali ini tak kusia-siakan. Langsung deh pasang aksi, berpose bareng suami dan keluarga di sini. Mumpung ada kesempatan berkunjung ke situs yang bersejarah ini ya...
Untuk masuk ke dalam rumah tersebut, kita hanya membayar karcis sebesar Rp. 5.000,- Murah banget ya? Siang itu pengunjungnya cukup ramai. Mungkin bertepatan dengan libur cuti bersama Natal 2015 ya? Dengan waktu yang sempit, kami masing-masing sibuk sendiri, mengunjungi satu persatu sudut rumah ini. Kesempatan ini lagi-lagi kugunakan untuk memotret momen.
Menurut sejarahnya (dari Wikipedia), rumah tersebut milik seorang penduduk lokal keturunan Tionghoa. Rumah tersebut disewa oleh pemerintah Belanda untuk Soekarno selama dalam pengasingan. Dari tahun 1938 hingga 1942 Soekarno diasingkan di sana. Di tempat ini pula akhirnya Soekarno bertemu jodohnya, ibu Fatmawati yang kelak menjadi ibu negara RI.
Beberapa ruangan kami masuki, ada ruang kerja, ada kamar tidur lengkap dengan ranjangnya, ada ruang perpustakaan dimana terdapat lemari-lemari yang sarat buku. Pantaslah beliau cerdas dan pintar. Konon beliau termasuk tokoh yang gemar membaca. Yang paling menarik perhatianku adalah sebuah sepeda tua yang dipajang dalam lemari kaca. Menurut sejarahnya nih, sepeda tua itu sering dipakai Bung Karno untuk beraktifitas.
Nah, biar kalaian gak penasaran seperti apa sih keadaan Rumah Pengasingan Bung Karno itu? Yukk simak foto-fotonya berikut ini ya...
Untuk masuk ke dalam rumah tersebut, kita hanya membayar karcis sebesar Rp. 5.000,- Murah banget ya? Siang itu pengunjungnya cukup ramai. Mungkin bertepatan dengan libur cuti bersama Natal 2015 ya? Dengan waktu yang sempit, kami masing-masing sibuk sendiri, mengunjungi satu persatu sudut rumah ini. Kesempatan ini lagi-lagi kugunakan untuk memotret momen.
Menurut sejarahnya (dari Wikipedia), rumah tersebut milik seorang penduduk lokal keturunan Tionghoa. Rumah tersebut disewa oleh pemerintah Belanda untuk Soekarno selama dalam pengasingan. Dari tahun 1938 hingga 1942 Soekarno diasingkan di sana. Di tempat ini pula akhirnya Soekarno bertemu jodohnya, ibu Fatmawati yang kelak menjadi ibu negara RI.
Beberapa ruangan kami masuki, ada ruang kerja, ada kamar tidur lengkap dengan ranjangnya, ada ruang perpustakaan dimana terdapat lemari-lemari yang sarat buku. Pantaslah beliau cerdas dan pintar. Konon beliau termasuk tokoh yang gemar membaca. Yang paling menarik perhatianku adalah sebuah sepeda tua yang dipajang dalam lemari kaca. Menurut sejarahnya nih, sepeda tua itu sering dipakai Bung Karno untuk beraktifitas.
Nah, biar kalaian gak penasaran seperti apa sih keadaan Rumah Pengasingan Bung Karno itu? Yukk simak foto-fotonya berikut ini ya...
Foto bareng suami di depan plang bertuliskan
RUMAH KEDIAMAN BUNG KARNO
Fotonya berlatang belakang Rumah Pengasingan Soekarno
Tamannya asri dan terawat
Yang disamping itu sepeda milik Bung Karno
Sepeda tua milik Bung Karno, saksi sejarah perjuangan Bung Karno
Salah satu sudut ruang kerja Bung Karno
Pose di bawah pigura yang berisi lukisan foto Bung Karno
Salah satu lemari yang dipenuhi koleksi buku milik Bung Karno
Rumah Pengasingan Soekarno ini menjadi salah satu cagar budaya
yang dilindungi dan perlu dilestarikan karena punya nilai historis
Rumah Pengasingan Soekarno dilihat dari tampak depan,
masih terawat dengan baik
Setelah puas berkeliling Rumah Pengasingan Soekarno, lagi-lagi kami bergegas masuk ke dalam mobil masing-masing. Perjalanan berlanjut menuju kota Lubuk Linggau. Rencananya kalau ada waktu kami mau singgah di pemandian air panas di Curup. Tapi mentari mulai redup pertanda senja akan datang. Nggak tahu ya apa pak sopirnya bisa kenceng bawa mobilnya? Tapi kayaknya gak sempat lagi nih mampir-mampir karena hari mulai beranjak gelap.
..... bersambung... NEXT...
asiknya jalan2 terus nih mbak rita...aku belum pernah ke tanah sumatera..pengen banget nih main ke situ...
BalasHapusAyoo Mba Dwik..kapan nih jalan2 ke Sumatera.. Banyak tempat indah lho di Sumatera..
Hapuscantik rumah pengasingannya :)
BalasHapusMksh atensinya ya Mba..
Hapusmenyusuri jejak langkah Bapak Proklamator ya mbak
BalasHapusIya Mba.. Mksh atas kunjungannya ya..
HapusWih...saya juga udah ke sini mbak, paling inget sepedanya, terus suasana rumahnya adem banget. Terus terang, Kota Bengkulu meskipun kecil tapi enak dan adem. Banyak destinasi asyik buat travelling.
BalasHapusBetul Mba.. Rumahnya adem ya.. Trus koa Bengkulu itu sendiri byk tempat wisata juga di sana. Kota kecil yg nyaman blm serame kota besar lainnya.. Di sana gak ada macet..
Hapusmasuknya tergolong murah ya mbak,kayak ke istana siak..
BalasHapusMurah banget Mba tiketnya.. makasnya sayang banget kalo pas di Bengkulu gak mampir ke tempat ini..
HapusUntungnya masih kembali ke sana ya Mbak jadi masih bisa foto2 lagi :)
BalasHapusAku tuh memang suka foto2 utk mengabadikan momen kalo pernah dtg ke suatu tempat.. Makanya bete banget pas dulu semua foto2 di Bengkulu terhapus semua..
HapusHTM hanya 5000 mbak? Murahnyaaaa...... Ini salah satu destinasi impian saya, krn menyimpan banyak cerita sejarah negeri tercinta. terima kasih sudah menuliskan kisahnya.
BalasHapusMakasih Mba atas atensinya.. Iya tiketnya murah banget.. Kalo ada waktu bolehlah mampir ke tempat bersejarah ini Mba..
HapusSaya paling suka dengan foto berdua yang kedua itu, bentuk tamannya love ya mbak? atau mata saya?
BalasHapusSemoga suatu saat saya bisa ke sana. Aamiin
Ohh...itu hanya efek dari foto aja Mba.. Pas jadi koq seperti gambar love ya tamannya iyu.. Padahal aslinya persegi lho Mba..
HapusMaaf Mak Rita, mak asli orang Sumatra kah? Kalau saya dari Pematang Siantar SUmut :)
BalasHapusIya Mba...aku orang Sumatra, tepatnya Palembang.. Kalo ke Sumut sku belum pernah, semoga suatu saat bisa ke sana..
Hapus