Siapa yang suka baju batik? Biarpun besar di daerah, produk budaya Indonesia itu sudah diakui jadi warisan budaya dunia oleh UNESCO...
Siapa yang suka baju batik? Biarpun besar di daerah, produk budaya Indonesia itu sudah diakui jadi warisan budaya dunia oleh UNESCO lho! Kain batik dimasukkan dalam daftar representatif sebagai Budaya Warisan Manusia. Saya salah satu penyuka batik. Bahkan jalan-jalan ke negara tetanggapun saya memakai batik. Ketika saya memposting tulisan perjalanan ke salah satu negara di Asia Tenggara, ada teman blogger nyang nyeletuk di komentar. "Mba, keren nih di negara orang pakai batik!"
Baju yang saya kenakan ini motif batik tetapi warna dan modelnya fashionable kan? |
Pakai batik di negeri orang bikin saya bangga |
Saya bangga memakai batik di negeri orang |
Batik: produk lokal yang diburu mati-matian oleh masyarakat dunia
Kreasi warna, motif dan bahan dengan kualitas tinggi membuat baju batik dipuja masyarakat internasional. Misalnya saja, Delegasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dari Afganistan, HB Ghazanfar ikut berkomentar. Beliau bilang bahwa kain ini indah, detailnya dibuat dengan hati serta perasaan. Menurutnya, pembatik punya rasa sabar serta cinta budaya yang tinggi sehingga mampu bikin produk seindah itu.
Delegasi OKI asal Tunisia, Hanem, menambahkan kalau batik pantas jadi warisan budaya yang diakui internasional. Soalnya, bahan serta motifnya cocok dipakai masyarakat dunia. Hanem mengatakan kalau Indonesia pasti bangga punya karya seni tersebut di negaranya.
Selain itu,delegasi Mozambik, Iolanda Cintura juga punya kesan tersendiri. Beliau kagum dengan perempuan pembatik. Menurutnya, pembatik perempuan juga bisa bantu perekonomian keluarga hingga pertumbuhan ekonomi negara. Dengan membatik, mereka telah mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah domestik.
UNESCO mengakui bahwa pola serta teknik membatik adalah identitas rakyat Indonesia. Meski begitu, pola baju batik tak lepas dari pengaruh budaya luar. Ambil saja contohnya motif kaligrafi Arab, burung phoenix China, bunga cherry dari Jepang, hingga merak dari India.
Ketika baju batik wanita terlahir kembali dengan ragam variasi otentik
Baju batik wanita tampil dengan beragam busana modern. Ini menandakan kalau item ini dinamis akan perkembangan tren. Di marketplace online yang menyediakan baju batik wanita, ada banyak yang menarik.
Misalnya, baju batik cap asli Jambi bermodel turtle neck. Turtle neck yang dibentuk dengan model yang tak seperti biassanya, tapi dilebarkan sehingga tidak ketat di leher. Motifnya sendiri didominasi oleh warna biru muda dan oranye. Manis bila dipakai ke kantor atau jalan-jalan.
Selain itu, ada pula salah satu pengrajin kain membuat brand dengan nama Canting Hijau. Produk baju batik milik label tersebut punya karakter stylish dan modern. Baju batik yang mereka produksi mayoritas mengkombinasikan kain dengan corak garis putih hitam.
Latar belakang dibuatnya model ini adalah karena alasan pribadi William Wimpy, pemiliknya. William merasa bahwa batik sudah kehilangan esensi bagi masyarakat. Harusnya nama tersebut berarti kain yang dibuat khusus dengan menuliskan malam pada kain lalu diolah.
Perlunya edukasi manfaat batik non-print yang tak melulu soal uang
Seementara sekarang, ada banyak sekali kain batik yang motifnya diprint sehingga cenderung sehingga menghilangkan esensinya sendiri. Nah, menurut William, sekarang adalah saatnya membuat orang-orang paham akan hal tersebut. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan penghargaan terhadap kain ini.
William yang juga berperan sebagai duta batik merasa perlu melakukan kontribusi nyata. Apalagi dengan adanya model print dengan harga murah. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi keberadaan pengrajin. Beliau sendiri punya visi supaya generasi muda bisa mencintai produk lokal seutuhnya.
Canting Hijau sendiri mengusung konsep art, earth, fashion dan culture. William mendirikan Canting Hijau pada tahun 2014 setelah ia bertemu dengan Septiyani Hartono. Misi Canting Hijau mulia sekali. Mereka mengedepankan konsep keberlanjutan. Maksudnya, menghasilkan profit tapi juga tetap memberikan dampak positif buat lingkungan. Caranya dengan pemberdayaan pengrajin di daerah, menyerap tenaga kerja dan menjaga lingkungan.
Canting Hijau mengkreasikan motif sendiri, seperti Bhatara Kara, Kembang Jaipong dan Wayang Cepot Bandung. Tema yang diangkat adalah kearifan lokal. Bahkan yang digunakan berupa katun organik dengan pewarna alam. Konsep zero wasted production diterapkan dengan menghasilkan aksesoris dari kain perca. Zero wasted distribution dilakukan dengan menggunakan kantong belanja kertas daur ulang.
Soal sepakterjangnya, Canting Hijau sempat mengalami kerugian. Namun setelah mengevaluasi kegagalan sebelumnya, mereka memperbaiki strategi pemasaran online dan offline. Akhirnya, penjualan pun meningkat.
Kalau mau serius, baju batik wanita akan mampu mengubah arah ekonomi Indonesia
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan kalau ekonomi kreatif berkontribusi buat ekonomi nasional. Ada tiga produk terpopuler, diantaranya fashion, kerajinan dan kuliner. Ketiganya menyumbang lebih dari 50% kontribusi sektor ekonomikreatif terhadap PDB nasional. Pertumbuhan ketiganya sangat pesat namun masih auto pilot dan belum terakselerasi.
Faktor penghambat industri ini diantaranya adalah persoalan ketersediaan data dan informasi untuk pengembangan usaha. Selain itu, desain kemasan serta infrastruktur usaha fisik masih lemah. Ditambah lagi, lemahnya pengakuan kekayaan intelektual dan akses permodalan. Makanya, Badan Ekonomi Kreatif sedang berupaya meningkatkan produktifitas ekonomi kreatif.
Langkah yang dilakukan adalah survey keinginan serta kebutuhan pasar. Selain itu, perlu pula dilakukan training untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Untuk masalah desain, dikirim desainer untuk tinggal di daerah pengrajin. Permodalan dibantu oleh bank dan non bank.
Tak hanya pemerintah, ada juga pihak swasta yang berupaya mengembangkan industri kerajinan lokal. Salah satunya situs Qlapa. Situs ini menghubungkan pengrajin dan pasar melalui internet. Inovasi ini sudah membantu ratusan pengrajin menaikan omset dagangnya lho!
Aku suka pakai batik mba. Tapi masih pakai batik yang motif print siiih :(
BalasHapusToss ya.. Kita samaan suka batik.. Kalo baju saya jg msh beli yg printing.. Kalo yg batik tulis harganya lumayan mahal.. Hehe.. Tapi kalo kain batik saya punya batik tulis kepunyaan mama almarhum..
HapusSuka banget sama batik, apalagi kalau warnanya coklat.
BalasHapusBatik warna coklat memberi kesan klasik ya Mba..
HapusDi lemariku juga ada beberapa koleksi baju batik. Kadang pernah kupakai saat menghadiri event-event blogger, sisanya gamis batik yang memang dibuat untuk menghadiri acara resepsi gitu Mbak. Bangga ya, di negara orang pakai batik, jadi mengenalkan batik secara langsung
BalasHapusBatik-batik aku masih awet sampai saat ini.
BalasHapusDan untuk sarimbit sekeluarga besar...pilihan kami selalu batik.
Batik is the best!
Toss ya Mba.. Kita sama-sama suka batik..
HapusSaya suka pakai batik tapi yknya yg printing krn motifnya pasaran :(
BalasHapusKecuali pas ada kesempatan ke Yogya saya beli oleh2 baju batik tulis.
Agak susah cari batik karena pengennya model yang kekinian *eaa
BalasHapusBelakangan punya toko favorit buat beli batik hehehe
Aku suka batik mba. Pake bangeeet. Boleh dibilang separuh lemari saya isinya baju motif batik. Batik skrg ka udah modis2 ya. Jadi udah cocok utk dipakai di banyak acara.
BalasHapusBatik sekarang bervariasi ya Mbk,warna2 cerah cantik
BalasHapusKalau di aku, Batik ga cuma jadi baju tetapi ID card holder buat kerja atau simpan e-money. Suka deh tiap hari pakai batik.
BalasHapusApakah ada transformasi baju batik buat kaum adam. haha
BalasHapusKalau saya pakai batik hanya pas kerja atau acara resmi.
BalasHapusSekarang udah gak kerja jadinya jaraaangg banget pakai batik.
Tapi emang sekarang batik keren-kereenn