#Day 25 Teman-teman yang ikut #BPN30DayChallenge2018, masih semangat menulis semua kan? Hari ini temanya adalah kenangan ...
#Day 25
Teman-teman yang ikut #BPN30DayChallenge2018, masih semangat menulis semua kan? Hari ini temanya adalah kenangan masa kecil. Hmm, sejenak saya membayangkan kembali kenangan masa kecil. Masa dimana saya merasa sangat bahagia.
Dokumen Pribadi |
Saya terlahir sebagai anak sulung dari 5 bersaudara, tiga perempuan dan 2 laki-laki. Sebagai anak sulung saya mendapat amanat untuk menjaga keempat orang adik. Misalnya, kalau sedang bermain di pekarangan rumah, gak boleh sampai adik-adik saya ada yang celaka. Pernah adik saya terjatuh saat bermain kejar-kejaran, yang kena marah justru saya. Kata mama, mengapa ngajakin adik main kejar-kejaran hingga akhirnya terjatuh? Duh nasib si sulung selalu apes, hehe...
Masih terekam dengan baik ingatan saya, keluarga kami tinggal di sebuah rumah yang berpekarangan luas. Di halaman pekarangan yang ditumbuhi rumput-rumput hijau itulah saya dan adik-adik kerap bermain. Anak tetangga sebelah rumah juga keraap bermain ke rumah kami. Dulu itu mana ada tempat main di mall seperti jaman sekarang, tempat main kami adalah di pekarangan rumah.
Saya dulu tumbuh menjadi gadis kecil yang rada tomboy. Hobi saya manjat pohon jambu biji yang ada di depan rumah. Pernah mama berteriak keras saking kagetnya melihat si sulung beradadi puncak pohon jambu. Hehe.. Mama cemas kala itu, takut si sulungnya terjatuh dari pohon.
Dulu pas bulan puasa, saya suka main di bawah rindangnya pohon jambu. Tahu gak kenapa? Pernah pas perut saya lapar saat berpuasa, saya tergiurmemetik buah jambu yang ranum. Tengok kiri kangan tak ada yang melihat, buah jambu itupun saya makan.Haha.. Tapi ujung-ujungnya saya menyesal mengapa sampai tergiur buah jambu sehingga uasa saya hari itu batal.
Rumah kami memiliki jendela yang lebar tanpa terali. Kalau pulang sekolah, mama mewajibkan kami untuk tidur siang. Setelah anaknya tertidur, mama sayapun ikut tertidur. Pernah suatu hari, saya diam-diam bangun dan meloncat dari jendela untuk main di pekarangan. Mau tahu cara saya manjat jendela? Saya tarik kursi meja makan ke tepi jendela, saya meloncat keluar setelah menaiki kursi. Lalu adik saya satu per satu ikutan meloncat dengan cara sama seperti yang saya lakukan.
Namanya juga anak-anak yang hobi main kejar-kejaran, tiba-tiba salah satu adik saya terjatuh. Adik menangis keras, lututnya berdarah karena terluka. Mama saya yang tadinya tidur lalu bangun karena sayup-sayup dia mendengar suara anak kecil menangis. Suara tangisan itu ternyata suara tangisan adik saya yang terjatuh.
"Aduh, ini kenapa bisa main di luar rumah semua? Hayoo, mama tahu siapa dalangnya yang meloncat lewat jendela!" suara mama tak kalah keras sambil nyubitin pantat saya.
"Ma,... Ampun, Ma...!" tangis sayapun pecah menahan perihnya cubitan mama.
Kalau saya ingat-ingat, saya itu pas masa kecil dulu agak bandel. Tapi bandelnya cuma begitu doang sih, hehe... Bandelnya masih dalam batas kewajaran.. #MembelaDiri
Nah, itulah sekilas kenangan manis tak terlupakan, dimana saya dan adik-adik masih merasakan bahagianya bermain di alam terbuka.
COMMENTS