Apa yang akan terjadi jika bumi ini tandus dan gersang? Tiada lagi pemandangan yang hijau karena pepohonan tak lagi tumbuh rimbun. Udara m...
Apa yang akan terjadi jika bumi ini tandus dan gersang? Tiada lagi pemandangan yang hijau karena pepohonan tak lagi tumbuh rimbun. Udara menjadi panas akibat lapisan ozon yang menipis. Pada akhirnya nanti tubuh manusiapun akan mengeriput lebih cepat. Wajah-wajah manusia makin terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Serem deh!
Ingatan saya menari-nari dalam benak. Saya terbayang momen ketika menghadiri sosialisasi tentang lingkungan hidup. Tak terbayangkan bagaimana nasib generasi penerus nanti bila alam tak lagi bersahabat dengan manusia. Bahkan alam akan murka karena eksplotasi manusia yang punya andil besar dalam merusak alam.
Forest Talk with Bloggers Palembang
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat undangan mengikuti acara Forest Talk with Bloggers Palembang. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2019. Bertembat di Kuto Besak Theatre Palembang acaranya berlangsung seru. Beruntung sekali saya bisa mengikutinya. Setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa miris tentang tindak-tanduk manusia yang tak ramah pada lingkungan. Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Yayasan Doktor Sjahrir.
Suasana tambah seru ketika bisa bertatap muka dengan teman-teman blogger lainnya. Seperti biasanya bila datang ke event selalu dijadikan ajang silaturahmi.
Acara dibuka oleh Pak Amril T. Gobel selaku moderator. Beliau ini ternyata seorang blogger senior lho dan mantan Vice President ASEAN Bloggers chapter Indonesia. Beliau mengawali sambutan dengan ucapan selamat datang. Lalu memperkenalkan 4 narasumber yang akan memberikan pencerahan seputar topik "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari."
Sesi pertama diisi oleh Dr. Amanda Katili Niode. Beliau memberikan materi seputar perubahan iklim yang diakibatkan oleh perubahan global. Tindak-tanduk manusia punya peran besar dalam perubahan global. Seperti, melakukan penebangan pohon-pohon di hutan untuk kepentingan bisnis.
Materi kedua diisi oleh Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Beliau memaparkan tentang Pengelolaan Hutan dan Lanskap Berkelanjutan. Materi ketiga diisi oleh Ir. Murni Titi Resdian, MBA dari Kantor Urusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Perubahan Iklim. Dan materi terakhir diisi oleh Desa Peduli Api. Tampil Bapak Janudianto selaku Head of Social and Security APP Sinarmas memaparkan tentang kepedulian perusahaan terhadap pelestarian hutan.
Dr. Amanda Katili Niode |
Sesi pertama diisi oleh Dr. Amanda Katili Niode. Beliau memberikan materi seputar perubahan iklim yang diakibatkan oleh perubahan global. Tindak-tanduk manusia punya peran besar dalam perubahan global. Seperti, melakukan penebangan pohon-pohon di hutan untuk kepentingan bisnis.
Materi kedua diisi oleh Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Beliau memaparkan tentang Pengelolaan Hutan dan Lanskap Berkelanjutan. Materi ketiga diisi oleh Ir. Murni Titi Resdian, MBA dari Kantor Urusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Perubahan Iklim. Dan materi terakhir diisi oleh Desa Peduli Api. Tampil Bapak Janudianto selaku Head of Social and Security APP Sinarmas memaparkan tentang kepedulian perusahaan terhadap pelestarian hutan.
Peran Kecil Masyarakat Berpotensi Untuk Menjaga Kelestarian Hutan
Masyarakat dapat berperan dalam menciptakan keseimbangan hidup dengan menjaga lingkungan sekitar. Mulailah berperan dari hal terkecil dari lingkungan rumah kita sendiri untuk menciptakan lingkungan yang hijau. Tengoklah halaman di rumah, apakah sudah ditumbuhi dengan tanaman? Fungsi tanaman di halaman rumah tak hanya sekedar penyejuk mata. Bisa sebagai peneduh dan penyegar udara sekitar.
Peran kecil masyarakat bisa diperluas hingga tingkat RT, lingkungan desa/kecamatan hingga kota melalui sebuah gerakan bersama yang berkesinambungan. Pemerintah dapat mengambil peran disini untuk memfasilitasi, antara lain sebagai berikut:
- Memfasilitasi gerakan penghijauan
- Memfasilitasi pengadaan bibit pohon
- Menentukan titik-titik lokasi penghijauan
- Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan swasta maupun yayasan sosial nirlaba.
Peran kecil masyarakat bisa dimulai dari rumah, dengan menghijaukan lingkungan sekitar rumah dengan tanaman hias maupun tanaman penyejuk udara. Bila setiap rumah melakukan gerakan ini, bukan tidak mungkin peran kecil ini menjadi kontribusi besar bagi kelangsungan kehidupan anak cucu kita kelak.
Bumi yang hijau, bumi yang sejuk, itulah harapan kita saat ini. Akankah itu terwujud pada jaman kehidupan anak cucu kita nanti? Pertanyaan ini seharusnya menjadi PR bagi kita semua dan patut direnungkan.
Ajang Mempromosikan Produk Olahan Dari Hutan
Tak hanya bincang-bincang mengenai hutan, acara ini dimeriahkan pula dengan mini exhibition forest-based products. Dimana kita bisa melihat beberapa hasil produk olahan dari hutan. Misalnya yang telah dilakukan oleh Galeri Wong Kito yang memproduksi kain-kain dengan teknik eco print. Kain-kain eco print tersebut diolah dengan bahan-bahan ramah lingkungan. Teknik pembuatan motifnya terbilang sederhana. Bahan-bahan pewarna kain menggunakan pewarna alam, seperti daun jati. Hasil yang didapat dari pewarna alami ini sangat cantik. Wajar bila harganya terbilang tinggi karena diproduksi tanpa menggunakan mesin dan ini adalah hasil kreatifitas. Sesuatu yang dibuat dan dihasilkan dengan kreatifitas akan bernilai tinggi.
Sementara itu Mellin Gallery menampilkan produk-produknya yang berbahan limbah kayu. Ada gantungan kunci, tas dan pernak-pernik hiasan rumah tangga. Ada miniatur Jembatan Ampera yang bisa dijadikan pelengkap interior dalam rumah yang ramah lingkungan. Kenapa? Karena menggunakan sisa limbah kayu yang kemudian diolah kembali. Dari bahan yang tidak berguna menjadi barang-barang yang punya nilai jual. Tentu saja hal ini berdampak pada sisi ekonomis, dimana akan ada rupiah yang mengalir dari penjualan produk sisa limbah kayu. Keren bukan?
Desa Makmur Peduli Api tak mau ketinggalan juga untuk menampilkan produk hasil olahan non hutan. Desa Makmur Peduli Api ini merupakan binaan dari perusahaan APP Sinarmas. Peran perusahaan APP Sinarmas ini sangat bagus dan patut diacungi jempol dalam mendukung pelestarian hutan.
Pada akhir acara ada pula acara demo masak yang cukup menarik. Dipandu oleh Chef Taufik demo masak ini menyuguhkan sajian Mushroom in Paradise dan Chicken Korean Sauce. Para peserta yang ikut dalam acara Forest Talk ini tampak bersemangat memperhatikan step by step cara memasaknya. Apalagi pas masakan sudah tersaji cantik di dalam piring, lalu menjadi heboh untuk memotret hasil masakannya.
Ohya, selama acara talkshow berlangsung ada juga lomba livetwit dan live IG yang bisa diikuti oleh peserta yang hadir. Tidak menyangka ketika nama saya diumumkan sebagai salah satu pemenang lomba live IG. Berkah hari ini berlipat ganda. Selain mendapat materi yang menarik seputar pengelolaan hutan, juga mendapat hadiah lomba dan goodie bag yang menarik.
Pada akhir acaranya semua peserta dan narasumber mengabadikan momen dengan foto bersama. Acara yang sangat berkesan dan berfaedah. Semoga bisa berlanjut lagi di kota Palembang.
Sementara itu Mellin Gallery menampilkan produk-produknya yang berbahan limbah kayu. Ada gantungan kunci, tas dan pernak-pernik hiasan rumah tangga. Ada miniatur Jembatan Ampera yang bisa dijadikan pelengkap interior dalam rumah yang ramah lingkungan. Kenapa? Karena menggunakan sisa limbah kayu yang kemudian diolah kembali. Dari bahan yang tidak berguna menjadi barang-barang yang punya nilai jual. Tentu saja hal ini berdampak pada sisi ekonomis, dimana akan ada rupiah yang mengalir dari penjualan produk sisa limbah kayu. Keren bukan?
Desa Makmur Peduli Api tak mau ketinggalan juga untuk menampilkan produk hasil olahan non hutan. Desa Makmur Peduli Api ini merupakan binaan dari perusahaan APP Sinarmas. Peran perusahaan APP Sinarmas ini sangat bagus dan patut diacungi jempol dalam mendukung pelestarian hutan.
Pada akhir acara ada pula acara demo masak yang cukup menarik. Dipandu oleh Chef Taufik demo masak ini menyuguhkan sajian Mushroom in Paradise dan Chicken Korean Sauce. Para peserta yang ikut dalam acara Forest Talk ini tampak bersemangat memperhatikan step by step cara memasaknya. Apalagi pas masakan sudah tersaji cantik di dalam piring, lalu menjadi heboh untuk memotret hasil masakannya.
Pada akhir acaranya semua peserta dan narasumber mengabadikan momen dengan foto bersama. Acara yang sangat berkesan dan berfaedah. Semoga bisa berlanjut lagi di kota Palembang.
aku senang banget ada acara ini, buatku yang masih awam sangat padat ilmu dari materi yang dikasih.
BalasHapusSaya juga merasa senang bisa ikut acara ini, materinya menarik dan menjadi isu hangat diperbincangkan akhir2 ini..
HapusMari kita sama-sama jaga kelestarian hutan demi masa depan bumi kita, Bu
BalasHapuswah baru tahu klo pak Amril itu prnh jd wakil blogger asean :D
BalasHapusBener-bener satu hari yang produktif ya buk, dapet materi, masak-masak sama praktek buat eco print
BalasHapusWah seru banget nih bisa mengikuti acaranya juga
BalasHapusMelestarikan hutan itu memang tugas kita ya
BalasHapusWah bermanfaat sekali nih artikelnya. Terima aksih informasinya sangat membantu
BalasHapusWah bermanfaat sekali nih artikelnya. Terima kasih informasinya sangat membantu
BalasHapusBener banget tuh, kita harus menjaga kelestarian hutan
BalasHapusDengan menjaga kelestarian hutan kita juga sudah menjalankan tugas kita
BalasHapusBincang santai nan asyik ya buk. Seneng jadi dapet banyak ilmu
BalasHapusAcara menarik dibalut dengan materi padat nan berisi. Bikin kita lebih melek akan kondisi lingkungan. :D
BalasHapusSeneng ya bu, dapat ilmu, ketemu teman-teman pula
BalasHapusAku suka deh banner acaranya kak. Bicara Hutan, bicara kita semua pokoknya sebagai mahkluk hidup yang membutuhkan kelestariannya.
BalasHapusInsya Allah konsisten utk menciptakan lingkungan hijau di sekitar, biar rumah tetep adem kalau ada ijo2nya
BalasHapusSenangnya yaaa ada acara ini mengingatkan kita untuk bisa peduli ama lingkungan hijau
BalasHapusProduk2 olahan limbah ini oeluangnya bagus banget ya. Karena masih jarang yg menekuninya. Aku kalo liat anak2 suka kebayang lo, ntar pas mereka dewasa seperti apa bumi yg mereka huni, mudah2an maisih tetap nyaman, asri, sehat. Makanya kita harus mejaganya dari sekarang.
BalasHapusBagus banget acaranya, sayang cuma ada di Palembang hahaha, aku tertariiik karena di kantor emang ngurusin environment. Semoga sih acaranya bisa ada diberbagai kota, biar orang2 lebih mendapatkan informasi mengenai peduli lingkungan & menjaga kelestarian hutan
BalasHapusHutan kita kan termasuk paru-paru dunia. Jadi memang udah seharusnya dijaga. Mudah-mudahan ada di Jakarta juga acara ini :)
BalasHapusNah iya nih, pelestarian hutan seharusnya diawali dari diri sendiri dulu. Salah satu cara termudahnya adalah lebih aware dan selektif dalam menggunakan consumer good dan produk lain. Mulai kurangi penggunaan produk yg dalam produksinya menyumbang kegundulan dan eksploitasi hutan.
BalasHapusWah betul, gerakan penghijauan bisa dimulai dari rumah sendiri ya. Tanaman hias dan pohon2 yang teduh bikin sejuk mata dan hati. Acaranya bagus sekali, semoga makin banyak orang yang peduli dengan lingkungannya.
BalasHapusHutan adalah paru2 bumi, memang harus dijaga ya kelestariannya.
BalasHapusMemang harus sampai bawah banget, krn ada di sebagaian daerah masyarakatnya yang emang beneran gak paham, krn mereka taunya pokoknya cari duit dr hasil hutan.
Perlu kerjasama masyarakat dan pemerintah supaya mengedukasi masyarakat terutama yg cari nafkah di hutan, supaya bisa tau kalau ada hasil hutan lain selain kayu yang bisa didapat dr hutan. Kepanjangan gini jdnya komennya hehe maaf cuma #imho
Pengelolaan hasil hutan memang perlu dilakukan secara bijaksana ya mba. Selama ini orang berlomba2 menjual hasil hutan karena iming2 harta benda yang cukup menggiurkan.
BalasHapusSudah saatnya sebagai warga negara kita mendukung melalui peran terkecil sekalipun.
Bagus sekali Mak programnya, memang masyarakat setempat ahrus diberdayakan dan diedukasi tentang memelihara hutan supaya hutan terjaga dan masyaarakat ini pun hidupnya lebih baik sehingga diharapakan kesadaran menjaga lingkungannya makin baik juga :)
BalasHapusHalaman rumahku belum ada hijau-hijauan Mbak, duh PR banget karena lahannya sempit sekali. Terus nyari media untuk menanamnya juga sulit sekali, sudah minim tanah di perumahanku Mbak. Tapi memang sejak dari rumah, seharusnya mulai menanam tanaman sederhana dan sampai ke hutan supaya tetap ada penghijauan di hutan
BalasHapusini materi yang keren. hutan memang pentiiing. tapi karena dalam keseharian ga dekat hutan, jadi kepedulian saya seperti hanya dalam wacana. padahal bisa ya dilakukan dengan mulai selektif memilih produk yg ramah hutan
BalasHapusSepakat
BalasHapusSetiap langkah kecil, apapun itu, kalau dilakukan serentak olek semua orang di dunia pasti akan memberikan dampak besar, apalagi jika menyangkut isu-isu global seperti gerakan penghijauan seperti ini.
Senangnya bisa menjadi bagian dari aktivitas positif sekaligus menginspirasi seperti ini!
Sudah saatnya kita melestarikan lingkungan khususunya hutan. Terus kalau kita jauh dari hutan, kita bisa menanam pohon di sekitar rumah.
BalasHapusBiar bagaimana pun pohon salah satu kunci penting untuk keberlangsungan hidup siapa saja.
Untuk mengenai limbah kayu pada kreatif ya.. kalau di daerah saya ada seorang warga yang dengan telaten mengumpulkan limbah kayu dijadikan sebuah patung yang sangat nyeni. Di sana ada juga yang dibuat gantungan kunci dan pernak-pernik rumah tangga. Keren...
Aku nangis kalau ada yang merusak alam hikz
BalasHapusTapi kalau yang hasil olahan hutan itu yang sudah sisa kan ya mak. Bukan baru diambil? Kreatif banget berarti! Bisa jadi ladang pencaharian tanpa harus merusak
Sulit membayangkan bagaimana keadaan jika bumi ini tandus dan gersang. Sudah pasti bencana bertebaran di muka bumi ini ya, mbak. Langkah nyata dalam melestarikan hutan ini memang ga bisa lagi ditunda-tunda, untuk mewujudkannya tentu saja diperlukan kerjasama semua pihak. Semoga tidak pernah terputus usaha kita dalam mewujudkannya ya mbak. Aamiin.
BalasHapusMelestarikan hutan memang sangat bagus sekali dan sebisa mungkin kita juga dirumah bisa membantu dengan menanam tanaman hijau yang bisa digunakan juga misalnya untuk bahan masakan.
BalasHapusMupeng dengan teknik ecoprint Galeri Wong Kito..bagus ini . Ada akun IGnya kah Mbak?
BalasHapusSalut dengan kempen dari Forest Talk ini. Ternyata enggak cuma di Jakarta tapi di Palembang juga di kota lainnya. Keren!
Jika hutan semakin sempit memang tidak menutup kemungkinan umur manusia akan lebih pendek. Atau ngerinya terjadi bencana besar dalam satu waktu. Karenanya perlu banget menjaga hutan demi anak-cucu kita.
BalasHapusNggak kebayang Mbak kalau hutan habis ludes tak bersisa. Manusia dan hewan akan mati perlahan-lahan. Aku ingat sewaktu main ke sebuah gurun, duh kayaknya nggak bisa bertahan lama kalau matahari langsung terik menerpa tubuh.
BalasHapusAku penasaran tentang teknik Eco Print ini mba, pernah diceritain teman juga. Di Galeri ini banyak banget ya mba hasil olahannya.
BalasHapusMembayangkan sisa limbah kayu jadi terpakai lagi...
BalasHapusAku kagum sama yang memiliki darah seni, sehingga bahan-bahan di sekitarnya menjadi bernilai kembali.
Semoga sukses selalu.
Mungkin peletarian hutan yang sungguh-sungguh saat ini belum.berjalan dengan baik ya, jadi ada baiknya acara seperti ini lebih sering diadakan lagi
BalasHapusHutan mempunyai andil besar ya buat kehidupan manusia, sudah saatnya kita semua untuk melestarikan hutan agar tetap terjaga habitatnya
BalasHapusSedih banget kalo alam kita rusak oleh tangan2 jahil. Aku sama anakku trus menekankan untuk jaga alam, jaga bumi. Salah satunya dengan menanam tumbuhan dan menjaga ny
BalasHapusSuka sama tone dresscode maupun dekor acara ini..bener2 membumi banget ya.. saya berharap di Makassar ada kegiatan seperti ini juga biar bs ikutan
BalasHapusMemang hutan harus lestari buat anak cucu kita, semoga semakin banyak yang melakukan pelestarian hutan. Pengen lihat barang-barang Meilin Gallery, bagus-bagus ya, jembatan ampera keren bangetss.
BalasHapusNah..setuju nih Kalau masyarakat juga punya andil utk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan demi kelestarian bumi ini dengan menciptakan keseimbangan hidup misalnya
BalasHapusBarakallahu fiik, kak Rita...
BalasHapusSenang dapet kejutan kemenangan di penghujung acara yaa...
Ya ini yang dinanti, hehehe...Mama pulang bawa oleholeh.
Mari kita lestarikan hutan...
Dimulai dari keluarga.
Aku ikut talkshow yang di Jakarta mba.. pembicaranya keren-keren yaa.. dan ilmu tentang pelestarian hutan inu memang sangat penting untuk disebar luaskan pada masyarakat.
BalasHapusSemoga semua warga Indonesia bisa paham dan mengeti bahwa melestarikan hutan itu harus dimulai dari kita
BalasHapusSetuju banget Kak. Masyarakat harus turut andil dalam menjaga hutan agar tetap lestari dengan baik. Karena semuanya harus merawat hutan, bukan hanya pekerjaan pemerintah saja
BalasHapusasiiik, menang lomba live ig :D
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Acaranya seru banget ya mba. Ada pameran UKM Palembang jg ya. Mari kita jaga hutan supaya tetap lestari.
BalasHapus